أَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةِ تَبُوكَ وَهُوَ فِي قُبَّةٍ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ
اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ مَوْتِي ثُمَّ فَتْحُ بَيْتِ
الْمَقْدِسِ ثُمَّ مُوْتَانٌ يَأْخُذُ فِيكُمْ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ ثُمَّ
اسْتِفَاضَةُ الْمَالِ حَتَّى يُعْطَى الرَّجُلُ مِائَةَ دِينَارٍ
فَيَظَلُّ سَاخِطًا ثُمَّ فِتْنَةٌ لَا يَبْقَى بَيْتٌ مِنْ الْعَرَبِ
إِلَّا دَخَلَتْهُ ثُمَّ هُدْنَةٌ تَكُونُ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ بَنِي
الْأَصْفَرِ فَيَغْدِرُونَ فَيَأْتُونَكُمْ تَحْتَ ثَمَانِينَ غَايَةً
تَحْتَ كُلِّ غَايَةٍ اثْنَا عَشَرَ أَلْفًا
‘Auf bin Malik berkata; “Aku menemui Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika terjadi perang Tabuk saat Beliau
sedang berada di tenda terbuat dari kulit yang disamak. Beliau bersabda:
“Hitunglah enam perkara yang akan timbul menjelang hari qiyamat:
(1)
Kematianku,
(2) dibebaskannya Baitul Maqdis,
(3) kematian yang menyerang
kalian bagaikan penyakit yang menyerang kambing sehingga mati seketika,
(4) melimpahnya harta hingga ada seseorang yang diberi seratus dinar
namun masih marah (merasa kurang),
(5) timbulnya fitnah sehingga tidak
ada satupun rumah orang Arab melainkan akan dimasukinya
(6)
perjanjian antara kalian dengan bangsa Bani Al Ashfar (Eropa) lalu
mereka mengkhiyanati perjanjian kemudian mereka mengepung kalian di
bawah delapanpuluh bendera (panji-panji) perang yang pada setiap bendera
terdiri dari dua belas ribu personil”.(HR Bukhari – Shahih)
Di dalam hadits di atas Nabi Muhammad shollallahu
‘alahi wa sallam menyebutkan adanya enam tanda-tanda sudah dekatnya hari
Kiamat. Tulisan ini bermaksud menyoroti salah satu saja dari keenam
tanda tersebut, yaitu“timbulnya fitnah sehingga tidak ada satupun rumah orang Arab melainkan akan dimasukinya”.
Wallahu a’lam apa persisnya yang dimaksud oleh Rasulullah
shollallahu ‘alahi wa sallam ketika menyampaikan hal ini lim abelas (15) abad
yang lalu. Fitnah seperti apakah yang dimaksud? Lalu mengapa
disebutkan “tidak ada satupun rumah orang Arab”? Walaupun di dalam hadits lainnya Nabi shollallahu ‘alahi wa sallam menyebutkan “muncul fitnah yang serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim”. Haditsnya berbunyi sebagai berikut:
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ:قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سِتٌّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ مَوْتِي وَفَتْحُ
بَيْتِ الْمَقْدِسِ وَمَوْتٌ يَأْخُذُ فِي النَّاسِ كَقُعَاصِ الْغَنَمِ
وَفِتْنَةٌ يَدْخُلُ حَرْبُهَا بَيْتَ كُلِّ مُسْلِمٍ وَأَنْ يُعْطَى
الرَّجُلُ أَلْفَ دِينَارٍ فَيَتَسَخَّطَهَا وَأَنْ تَغْدِرَ الرُّومُ
فَيَسِيرُونَ فِي ثَمَانِينَ بَنْدًا تَحْتَ كُلِّ بَنْدٍ اثْنَا عَشَرَ
أَلْفًا
Dari Mu’adz bin Jabal, ia berkata; Rasulullah
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Enam tanda-tanda kiamat: (1)
kematianku, (2) penaklukkan Baitul Maqdis, (3) kematian yang menyerang
manusia laksana kematian kambing yang cepat, (4) muncul fitnah yang
serangannya masuk ke rumah setiap orang muslim, (5) orang diberi seribu
dinar kemudian ia marah, (6) Romawi berkhianat kemudian mereka pergi
dalam delapanpuluh bendera, di bawah setiap bendera ada duabelasribu
(pasukan).” (HR Ahmad – Shahih)
Di antara kemungkinan penafsirannya bila kita kaitkan dengan kondisi
dunia di zaman modern dewasa ini ialah hadirnya fenomena “layar kaca”
alias televisi. Kita tahu persis bahwa hampir setiap rumah muslim dewasa
ini memiliki TV. Tidak jarang layar kaca tersebut di dalam rumah
dibiarkan menyala hampir 24 jam sepanjang waktu, siang dan malam. Dan
kebanyakan keluarga tidak menerapkan peraturan apapun terkait aktifitas
menonton TV. Siapa saja anggota keluarga, usia berapapun diperkenankan
menonton apa saja dan mengganti chanel sesuka hati.
Kita tidak bisa pungkiri bahwa kadangkala –walau sangat jarang
sekali- ada tayangan informasi keilmuan bermanfaat yang bisa diperoleh
melalui TV. Namun program dan muatan acara TV lebih banyak mengandung
unsur kemaksiatan, kekufuran, khurafat, pamer aurat wanita serta gaya
hidup glamour hubbud-dunya bahkan kemusyrikan. Semua hal ini sangat
potensial membuat kejernihan hati pemirsa semakin lama semakin meluntur.
Bahkan tidak jarang ia sampai dapat menggerus atau menghilangkan
kehadiran iman-tauhid seorang muslim. Wa na’udzubillaahi min dzaalika…!
Melalui berbagai tayangan di TV seseorang sangat berresiko
terjangkiti faham materialisme (cinta materi dan cinta dunia) misalnya
dengan seringnya ia menonton berbagai sinetron yang memamerkan gaya
hidup mewah dan glamour. Seseorang berresiko terjangkiti virus
konsumerisme (keranjingan berbelanja) misalnya dengan seringnya ia
menonton dan mudah termakan oleh berbagai iklan. Seorang remaja atau
pemuda berresiko mengembangkan berbagai fantasi jorok dan “fiktor”
(fikiran kotor alias ngeres) di dalam kepalanya dengan seringnya ia
menonton pamer aurat wanita. Seseorang berresiko turut menyebarkan
budaya ghibah dengan seringnya ia menonton acara reality show atau gosip
selebritis bahkan berbagai pemberitaan soal kasus para politisi korup
yang sedang berkasus. Seseorang berresiko terlibat dalam menyia-nyiakan
waktunya misalnya ketika ia keranjingan menonton pertandingan bola
terus-menerus.
Ada orang yang rela menghabiskan waktunya hanya duduk berjam-jam di
dapan layar kaca. Menyaksikan suatu tayangan acara untuk kemudian
berpindah ke tayangan acara berikutnya. Asyik menikmati suatu chanel
tertentu untuk kemudian berpindah ke chanel lainnya. Begitu terus
sepanjang hari. Jelas hal ini menunjukkan betapa sia-sianya ia mengisi
waktu di dalam hidupnya.
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ دَاوُدَ حَدَّثَنَا
عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَلِيِّ بْنِ حُسَيْنٍ
عَنْ أَبِيهِ رَضِيَ اللَّهُ تَعَالَى عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ
تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Diantara tanda baiknya ke-Islaman seseorang adalah (sikapnya untuk)
meninggalkan apa yang tidak ada manfaat baginya.” (HR Ahmad – Shahih)
وَالْعَصْرِإِنَّ الإنْسَانَ لَفِي خُسْرٍإِلا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ
وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar
berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat
menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-Ashr 1-3)
Demikian cuplikan yang dapat saya share kepada kawan - kawan, semoga bermanfaat. Aamiin...
salam dari saya: Ahmad Zakariya
@KangZakariya