komunikasi barulah sehat dan berguna | apabila prasangka dihilangkan saat berbicara
apabila kita sudah berprasangka, maka syaitan yang berkuasa | bila sudah begini diam jauh lebih baik, karena bicara jadinya dosa
emosi cenderung membuat kita mencari-cari salah bukan solusi | memojokkan lawan bicara bukan menuntun dan menyemangati
prasangka buruk berujung menghakimi,
tak peduli tak mau mengerti | bila dari awal sudah menyimpulkan, lalu apa
gunanya diskusi?
dan bila syaitan sudah mengambil alih,
tanda-tandanya terlihat di lisan | kasar, kotor, penuh caci maki dan celaan,
semua sarat keburukan
dan kata-kata yang dilontarkan memang
diniatkan untuk menyakiti | karena hati berpenyakit senang orang lain sakit
tersebab dirinya
darisitu diskusi berubah menjadi
bagaimana menjatuhkan manusia | serang kehormatan dirinya, bukan lagi diskusi
tataran ide, tapi individu
mereka lupa akal bisa ditakluk dengan
dalil tapi hati jadi terkunci | akal melihat pada dalil, namun hati tertakluk
pada akhlak ranggi
tak ada arti ilmu tanpa adab, dan adab
itu bersumber dari iman | maka ilmu yang tak membuat beradab, jauh dari
keimanan
seorang pendakwah takkan pernah berkata
kasar dan buruk akhlak | karena dia tahu persis, kasar itu menjauhkan dirinya
dari mad'u
dan ingat yang paling penting dalam
diskusi bukan yang berdiksusi | tapi semua yang mengetahui diskusi tersebut,
mereka yang menilai :)
diskusi bukan soalan menang atau kalah,
atau siapa yang lebih pintar | tapi siapa yang bisa mendekatkan yang lain pada
hal yang lebih benar
jadikan akhlak yang mulia sebagai
pakaian, lisan baik sebagai hiasan | biar Allah yang menilai, karena Allah yang
memiliki hati manusia
dan dewasalah dalam berkomunikasi dan
berdiksusi | awasi dan jaga lisanmu sendiri bukan lisan saudaramu.
Ustadz: Fellix Siaw @felixsiauw
Salam: Ahmad Zakariya @KangZakariya