1. Kultwit dikit tentang "Rizqi dan Pekerjaan"
2. Pada suatu zaman di suatu daerah nun
jauh di sana, terjadi paceklik yg hebat
3. Pada musim paceklik dan wabah
kemiskinan yg mencekam, tak heran jika sampai ada org yg berprofesi sbg pencuri
kain kafan
4. Pencuri kain kafan? Ya. Maling model
ini kerjaannya menggali mayat2 yg baru dikuburkan, utk dicuri kafannnya lalu
dijual
5. Hmm... Maling yg cukup mengerikan.
Tapi dlm keadaan spt itu, ya... apa boleh buat?, kata malingnya, tentu :)
6. Kemudian alhamsuliLlah paceklik
berlalu, dan si maling pun menghentikan aksinya
7. Tapi si maling merasa telah
melakukan dosa besar. Ia berpikir aku hrs segera bertobat. Tapi bagaimana
caranya?
8. Si maling tak tahu bagaimana cara
bertobat dari dosa sebesar itu. Akhirnya ia beranikan diri sowan ke seorang
guru sufi
9. Si maling pun mendatangi guru sufi
yg sedang menyampaikan kuliah sufi pada murid2nya.
10. Guru sufi itu tak lain adalah Imam
Abu Yazid al-Bisthami, seorang sufi kenamaan (w. 261 H)
11. Di hadapan Abu Yazid al-Bisthami,
dgn disaksikan murid2 yg hadir, si maling mengakui dan menyesali seluruh
perbuatannya
12. Al-Bisthami pun bertanya pada si
naling, "memangnya berapa kuburan yg sudah kau gali?" Maling
menjawan, "1000 kuburan!"
13. Mendengar jawaban si maling, para
hadirin bergemuruh. Tapi al-Bisthami melihat dari sudut yg tak dilihat orang
lain
14. al-Bisthami bertanya pada si
maling, "ketika kau gali 1000 kuburan itu, so keanehan apa yg kau
temukan?"
16. ... ( bersambung)
Oke
kita lanjut kisah hikmah sblm jumat tadi. Dimulai dari no. 16 ya... :)
17. Mendengar jawaban si maling,
hadirin kembali gaduh, dengan kulit merinding, tentunya.
18. Maka, Syekh Yazid al-Bisthami pun
bertanya pada hadirin: "adakah diantara kalian yg tahu penyebab semua
ini?" tak ada jawab.
19. Semua hadirin terdiam. Senyap. Tak
ada yg tahu kenapa dari 1000 kuburan yg digali, 99% penghuninya membelakangi
arah kiblat.
20. Syekh al-Bisthami pun angkat
bicara: "kuat dugaanku", katanya, "semua itu tersebab ragu akan
jaminan rizki dari Allah"
21. Maka, betapa sedikit keraguan akan
jaminan rizki dari Allah, sering berkelebat pada hati kita, jadi dosa yg tak
terasa :(
22. Maka penting menanamkan keyakinan,
bahwa selama kita masih dibiarkan hidup, rizki kita masih dlm jaminanNya.
Pasti!
23. Lalu kenapa kita msh perlu bekerja?
| tepatnya bukan "perlu", tapi "wajib", karena Allah
memerintahkannya
24. Maka bekerja adalah satu hal.
Jaminan rizki adalah hal lain. Bekerja itu kewajiban kita. Anugerah rizki itu
mutlak jaminan Allah
25. Maka para ulama mengatakan
الًًََتعامل
مع الاسباب عبادة والاعتماد على الاسباب معصية
26. Artinya: bekerja tuk mencari rizki
itu ibadah. Menggantungkan rizki pada pekerjaan itu adalah kemaksiatan
27. Maka mari kerja kita niatkan
ibadah. Dlm waktu bersamaan, kita tanamkan dlm hati, bahwa rizki itu dari
Allah, bkn dari pekerjaan. (End)
28. Semoga bermanfaat bagi kita semuanya...
Salam: Ahmad Zakariya
@KangZakariya