بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
فِتْنَةُ الرَّجُلِ فِي أَهْلِهِ وَ
مَالِهِ وَ نَفْسِهِ وَ وَلَدِهِ وَ جَارِهِ يُكَفِّرُهَا الصِّيَامُ
وَالصَّلاَةُ وَالصَّدَقَةُ وَاْلأَمْرُ بِالْمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ
الْمُنْكَرِ
“Ujian
yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan
tetangganya bisa dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar makruf
nahi munkar.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Al-Aswad bin Yazid meriwayatkan dari Abdullah, ia berkata; ‘Rasulullah saw bersabda:
دَاوُوْا مَرْضَاكُمْ بِالصَّدَقَةِ وَحَصِّنُوْا اَمْوَالَكُمْ بِالزَّكَاةِ وَاَعِدُّوْا لِلْبَلاَءِ الدُّعَاءَ
‘Obatilah orang-orang yang sakit
diantara kalian dengan sedekah, bentengilah harta kalian dengan zakat,
dan siapkanlah doa untuk menghadapi musibah.’” (HR Baihaqi dalam Al-Sunan Al-Kubraa)
Hadits ini adalah nash yang menyebutkan bahwa sedekah merupakan salah
satu media pengobatan dan penyembuhan atas izin Allah swt. Kata-kata
diatas diungkapkan oleh orang yang ma’shum, yang tidak bicara
berdasarkan hawa nafsu. Ibnu Al-Qayyim berkata, “Setiap dokter yang
tidak mengobati pasiennya dengan memeriksa hati, kebaikan, kekuatan
ruhani, dan tidak menguatkan itu semua dengan sedekah, berbuat kebaikan
dan kebajikan serta kembali kepada Allah dan hari akhir, berarti ia
bukan dokter sejati. Akan tetapi, seseorang yang baru belajar menjadi
dokter.” (Ibnu Al-Qayyim, Zaadul Ma’aad IV/144).
Sedekah bisa menghilangkan penyakit setelah terjangkit dan akan
mencegahnya sebelum terjangkit. Ulama fiqih dan dokter mengatakan bahwa
tindakan pencegahan lebih mudah dari pada pengobatan. Karena itu,
mencegah sesuatu sebelum terjadi jauh lebih mudah dari pada
menghilangkannya setelah terjadi.
Pencegahan lebih berguna daripada pengobatan untuk menghilangkan
penyakit. Atas dasar inilah obat yang mampu menghilangkan penyakit ialah
obat yang dijadikan Allah mampu mencegah terjadinya penyakit itu.
Sedekah bisa mencegah penyakit sebagaimana juga bisa menghilangkan
penyakit dengan izin Allah.
Dari titik tolak inilah seharusnya orang menaruh perhatian untuk
suatu masalah penting. Yaitu agar seorang mukmin tidak bermuamalah
dengan Allah dalam bentuk coba-coba. Bila berhasil mendapatkan yang
dikehendaki akan selalu dan konsisten melakukannya, sementara bila tidak
berhasil akan melemahkan dan berhenti. Orang mukmin haruslah
bermuamalah dengan Rabbnya dengan keyakinan yang kuat, kepercayaan dan
tawakkal yang benar, serta berbaik-sangka kepada Allah. Allah berfirman
dalam hadits qudsi;
“Aku (Allah) berada pada sangkaan hamba-Ku terhadap-Ku”
Dalam Riwayat yang lain disebutkan:
حصنوا أموالكم بالزكاة، وداووا مرضاكم بالصدقة، وأعدوا للبلاء الدعاء
Rasulullah SAW bersabda, “Bentengilah hartamu dengan zakat, obati
orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan
do'a untuk menghadapi datangnya bencana.”
(H.R. Ath-Thabrani)
Sedekah untuk janda dan orang miskin diibaratkan seperti orang yang berpuasa terus menerus.
Rasulullah SAW bersabda, “Orang yang mengusahakan bantuan
(pertolongan) bagi janda dan orang miskin ibarat berjihad di jalan Allah
dan ibarat orang shalat malam. Ia tidak merasa lelah dan ia juga ibarat
orang berpuasa yang tidak pernah berbuka.” (H.R. Bukhari)
*Demikian sedikit cuplikan Hadits tentang Shodaqoh sebagai obat perantara disembuhkan penyakitnya oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat. Aamiin...
By, Ahmad Zakariya